Selasa, 03 Juli 2018

PENDIDIKAN ORANG DEWASA


POD(Pendidikan Orang Dewasa)
BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Kesadaran bahwa belajar adalah proses menjadi dirinya sendiri (process of becoming person) bukan proses untuk dibentuk (process of beings haped) menurut kehendak orang lain, membawa kesadaran yang lain bahwa kegiatan belajar harus melibatkan individu atau client dalam proses pemikiran: apa yang mereka inginkan, apa yang dilakukan, menentukan dan merencanakan serta melakukan tindakan apa saja yang perlu untuk memenuhi keinginan tersebut. Inti dari pendidikan adalah menolong orang belajar bagaimana memikirkan diri mereka sendiri, mengatur urusan kehidupan mereka sendiri untuk berkembang dan matang, dengan mempertimbangkan bahwa mereka juga sebagai makhluk sosial.
Pada dasarnya "orang dewasa" memiliki banyak pengalaman baik dalam bidang pekerjaannya maupun pengalaman lain dalam kehidupannnya. Tentu saja untuk menghadapi peserta pendidikan yang pada umumnya adalah "orang dewasa" dibutuhkan suatu strategi dan pendekatan yang berbeda dengan "pendidikan dan pelatihan" ala bangku sekolah, atau pendidikan konvensional yang sering disebut dengan pendekatan Pedagogis. Dalam  praktek "pendekatan pedagogis" yang diterapkan dalam pendidikan dan pelatihan seringkali tidak cocok. Untuk itu, dibutuhkan suatu pendekatan yang lebih cocok dengan "kematangan", "konsep diri" peserta dan "pengalaman peserta". Di dalam dunia pendidikan, strategi dan pendekatan ini dikenal dengan "Pendidikan Orang Dewasa" (Adult Education).
Malcolm Knowles dalam publikasinya yang berjudul "The Adult Learner, A Neglected Species" mengungkapkan teori belajar yang tepat bagi orang dewasa. Sejak saat itulah istilah "Andragogi" makin diperbincangkan oleh berbagai kalangan khususnya para ahli pendidikan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari andragogi atau pendidikan orang dewasa?
2.      Apa karakteristik dari andragogi atau pendidikan orang dewasa?
3.      Apa fungsi dan tujuan dari andragogi atau pendidikan orang dewasa?
4.      Apa saja prinsip andragogi atau pendidikan orang dewasa?
5.      Apa saja program dari pendidikan orang dewasa?



C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari andragogi atau pendidikan orang dewasa.
2.      Untuk mengetahui karakteristik dari andragogi atau pendidikan orang dewasa.
3.      Untuk mengetahui fungsi dan tujuan dari andragogi atau pendidikan orang dewasa.
4.      Untuk mengetahui prinsip andragogi atau pendidikan orang dewasa.
5.      Untuk mengetahui program apa saja dari pendidikan orang dewasa.

BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Andragogi atau Pendidikan Orang Dewasa
Andragogi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yakni Andra berarti orang dewasa dan agogos berarti memimpin. Dapat juga dikatakan bahwa andragogi merupakan suatu ilmu (science) dan seni (art) dalam membantu orang dewasa belajar (Knowles:1980).
Sedangkan  istilah lain yang sering dipergunakan sebagai perbandingan adalah "pedagogi", yang ditarik dari kata "paid" artinya anak dan "agogos" artinya membimbing atau memimpin. Maka dengan demikian secara harafiah "pedagogi" berarti seni atau pengetahuan membimbing atau memimpin atau mengajar anak.
Perbedaan antara anak-anak dan dewasa dapat ditinjau dari 3 hal yaitu :
1.      Usia, individu yang berumur lebih dari 16 tahun dapat dikatakan sebagai orang dewasa dan kurang dari 16 tahun masih disebut anak-anak.
2.      Ciri psikologis, individu yang dapat mengarahkan diri sendiri, tidak selalu tergantung dengan oranglain, bertanggung jawab, mandiri, berani mengambil resiko, mampu mengambil keputusan merupakan ciri orang dewasa.
3.      Ciri biologis, individu dikatakan dewasa apabila telah menunjukkan tanda-tanda kelamin
    sekunder.
Karena pengertian  pedagogi adalah seni atau pengetahuan membimbing atau  mengajar anak maka apabila menggunakan istilah pedagogi untuk kegiatan pelatihan bagi orang dewasa jelas tidak tepat, karena mengandung makna yang bertentangan. Pada awalnya, bahkan hingga sekarang, banyak praktek proses belajar dalam suatu pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa, yang seharusnya bersifat andragogis, dilakukan dengan cara-cara yang pedagogis. Dalam hal ini prinsip-prinsip dan asumsi yang berlaku bagi pendidikan anak dianggap dapat diberlakukan bagi kegiatan pendidikan bagi orang dewasa.
Namun karena orang dewasa sebagai individu yang sudah mandiri dan mampu mengarahkan dirinya sendiri, maka dalam andragogi yang terpenting dalam proses interaksi belajar adalah kegiatan belajar mandiri yang bertumpu kepada warga belajar itu sendiri dan bukan merupakan kegiatan seorang guru mengajarkan sesuatu (Learner Centered Training / Teaching)
Menurut: UNESCO(Townsend Coles, 1977), pendidikan orang dewasa merupakan keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, apa pun isi, tingkatan,metodenya baik formal dan tidak, yang melanjutkan maupun yang menggantikan pendidikan semula di sekolah, akademi dan universitas serta latihan kerja, yang membuat orang yang dianggap dewasa oleh masyarakat mengembangkan kemampuannya, memperkaya pengetahuannya, meningkatkan kualifikasi teknis atau profesionalnya, dan mengakibatkan perubahan pada sikap dan perilakunya dalam perspektif rangkap perkembangan pribadi secara utuh dan partisipasi dalam pengembangan sosial, ekonomi dan budaya yang seimbang dan bebas. Defenisi tersebut menekankan pencapaian perkembangan individu dan peningkatan partisipasi sosial.
Sedangkan menurut Bryson, menyatakan bahwa pendidikan orang dewasa adalah semua aktifitas pendidikan yang dilakukan oleh orang dewasa dalam kehidupan sehari-hari yang hanya menggunakan sebagian waktu dan tenaganya untuk mendapatkan tambahan intelektual.
Menurut Reeves, et al, pendidikan orang dewasa adalah suatu usaha yang ditujukan untuk pengembangan diri yang dilakukan individu tanpa paksaan legal, tanpa usaha menjadikan bidang utama kegiatannya.
Pendidikan Orang Dewasa adalah suatu proses dimana orang-orang yang sudah memiliki peran sosial sebagai orang dewasa melakukan aktivitas belajar yang sistematik dan berkelanjutan dengan tujuan untuk membuat perubahan dalam pengetahuan, sikap, nilai-nilai, dan keterampilan. Beberapa tugas dilakukan dalam POD (Pendidikan Orang Dewasa). Tugas-tugas yang harus dilakukan dalam penyelenggaraan POD adalah :
1.      Tugas sebagai guru (fasilitator)
2.      Tugas sebagai pengembang program (Program Developer)
3.      Tugas sebagai pengelola (administration)
4.      Tugas sebagai konselor (Conselor)

B.     Karakteristik Dari Andragogi atau Pendidikan Orang Dewasa
Beberapa karakteristik dari andragogi atau pendidikan orang dewasa adalah sebagai berikut :
1.      Memiliki lebih banyak pengalaman hidup.
2.      Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar. Orang dewasa termotivasi untuk belajar karena ingin memperoleh pekerjaan yang lebih baik dan berprestasi secara personal, keputusan dan perwujudan diri.
3.      Banyak peranan dan tanggung jawab yang dimiliki. Menimbulkan persaingan terhadap permintaan waktu antar setiap peranan yang ia miliki. Menyebabkan keterbatasan  waktu untuk belajar. Penting bagi pendidik orang dewasa untuk memiliki sensitifitas dan memahami adanya persaingan penggunaan waktu.
4.      Kurang percaya diri atas kemampuan diri yang mereka miliki untuk belajar kembali. Kepercayaan – kepercayaan yang tidak benar tentang belajar, usia lanjut dan faktor fisik juga dapat meningkatkan ketidakpercayaan diri orang dewasa untuk kembali belajar.
5.      Pengalaman dan tujuan hidup orang dewasa lebih beragam daripada para pemuda. Dan hal ini dapat dijadikan suatu kekuatan yang positif yang dapat dimanfaatkan melalui pertukaran pengalaman dikalangan pembelajar orang dewasa.
6.      Makna belajar bagi orang dewasa. Belajar adalah suatu proses mental yang terjadi dalam benak seseorang yang melibatkan kegiatan berfikir. Bagi pendidikan orang dewasa melalui pengalaman-pengalaman belajar makna belajar diberikan.

C.     Fungsi Dan Tujuan Dari Andragogi atau Pendidikan Orang Dewasa
Fungsi dasar pendidikan orang dewasa adalah instruksi, konseling, dan perkembangan program dan administrasi. Proses pengembangan program melibatkan penilaian pada kebutuhan pelajar, membuat dan mengeksekusi keputusan yang diperlukan dalam aktivitas belajar untuk memposisikan dan mengevaluasi hasil.
Keunikan dan keterpusatan fungsi pengembangan program dalam pendidikan orang dewasa berasal dari perbedaan tujuan dan kebutuhan pendidik orang dewasa.
Sebuah upaya dilakukan untuk mempertemukan bermacam-macam perubahan individu dan kebutuhan kelompok walaupun berupa program jangka pendek. Hal ini mengikuti pernyataan bahwa pendidikan orang dewasa lebih distandarisasi seperti dalam program remidi atau kesempatan kedua yang mensejajarkan kurikulum pendidikan remaja, dan fungsi pengembangan program tidaklah begitu penting.
Pendidikan Orang Dewasa umumnya memiliki sasaran kelompok orang dewasa yang beraneka ragam, baik usianya, tingkat pendidikannya. Lingkungan sosialnya, pelajarannya dan lain-lain. Misalnya pendidikan keaksaraan Functional  (Functional Literacy program) warga belajrnya orang dewasa yang masuk buta huruf dan sering terdiri ekonominya msikin. Sedang Pendidikan kepelatihan di industri / perkantiran warga belajarnya adalah para pekerja maupun sifat yang umumnya tingat pendidikannya cukup tinggi dn kondisi ekonominya cukup baik.
Tujuan POD dengan demikian beraneka ragam sesuai dengan permasalahannya , dan sasarannya. Secara umum terdapat beberapa tujuan :
1.            Tujuan POD bagi pengembang kecerdasan atau intelektual warga belajar
2.            Tujuan POD bagi aktualisasi dari indvidu peserta belajar
3.            Tujuan POD bagi bagi pengembangan personal dan sosial warga belajar
4.            Tujuan POD bagi perubahan sosial (masyarakat)
5.            Tujuan POD bagi pengembangan SDM dalam organisasi kerja (efektivitas organisasi)

D.    Prinsip Andragogi atau Pendidikan Orang Dewasa
Pendidikan orang dewasa memiliki 10 Prinsip yang membedakannya dengan jenis pendidikan yang lain. 10 Prinsip pendidikan orang dewasa tersebut,dapat menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan efisien. 10 Prinsip tersebut, yaitu :

1.      Prinsip kemitraan
Prinsip kemitraan menjamin terjalinnya kemitraan di antara pengajar dan pelajar. Dengan demikian pelajar tidak diperlakuan sebagai murid tetapi sebagai mitra belaajar sehingga hubugan yang mereka bangun bukanlah hubungan yang bersifat memerintah, tetapi hubungan yang bersifat membantu, yaitu pengajar akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu proses belajar pelajarnya.

2.      Prinsip pengalaman nyata
Prinsip pngalaman nyata menjamin berlangsungnya kegiatan pembelajaran pendidikan orang dewasa terjadi dalam situasi kehidupan yang nyata. Kegiatan pembelajaran pendidikan orang dewasa tidak berlangsung di kelas atu situasi yang simulative, tetapi pada situasi yang sebenmarnya.

3.      Prinsip kebersamaan
Prinsip kebersamaan menuntut digunakannya kelompok dalam kegiatan pembelajaran pendidikan orang dewasa untuk menjamin adanya interaksi yang maksimal di antara peserta dengan difasilitasi pengajar.

4.      Prinsip partisipasi
Prinsip partisipasi adalah untuk mendorong keterlibatan pelajar secara maksimal dalam kegiatan pembelajaran orang dewasa, dengan fasilitas dari pengajar. Dalam kegiatan pembelajaran pendidikna orang dewasa semua pesrta harus terlibat atau mengambil bagian secara aktif dari seluruh proses pembelajarn mulai dari perencanaan,pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.

5.      Prinsip keswadayaan
Prinsip keswadayaan merupakan prinsip yang mendorong kemandirian pelajar dalam upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pendidikan orang dewasa bertujuan untuk menghasilkan manusia yang mandiri yang mampu melakukan peranan sebagai subyek atau pelaku. Untuk itulah diperlukan prinsip keswadayaan.

6.      Prinsip kesinambungan
Prinsip yang menjamin adanya kesimambungan dari materi yang dipelajari sekarang dengan materi yang telah dipelajari di masa yang lalu dan dengan materi yang akan dipelajari di waktu yang akan datang. Dengan prinsip ini maka akan terwujud konsep pendidikan seumur hidup (life long education) dalam pendidikan orang dewasa.

7.      Prinsip manfaat
Prinsip manfaat menjamin bahwa apa yang dipelajari dalam pendidikan orang dewasa adalah ssesuai dengan kebutuhan yang dirasakan oleh pelajar. Orang dewasa akan siap untuk belajar manakala dia menyadari adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Kesadaran terhadap kebutuhan ini mendorong timbulnya minat untuk belajar, dan karena rasa tanggung jawabnya sebagai orang dewasa maka timbul kesiapanya untuk belajar.

8.      Prinsip kesiapan
Prinsip kesiapan menjamin kesiapan mental maupun kesiapan fisik dari pelajar untuk dapat melakukan kegiatan pembelajaran. Orang dewasa tidak akan dapat melakukan kegiatan pembelajaran manakala dirinya belum siap untuk melakukannya, apakah itu karena belum siap fisiknya atau belum siap mentalnya.

9.      Prinsip lokalitas
Prinsip lokalitas menjamin adanya materi yang dipelajari bersifat spesifik local. Generalisasi dari hasil pembelajaran dalm pendidikan orang dewasa akan sulit dilakukan. Hasil pendidikan orang dewasa pada umumnya merupakan kemampuan yang spesifik yang akan dipergunakan untuk memecahkan masalah pelajar pada tempat mereka masing-masing, pada saat sekarang juga. Kemampuan tersebut tidak dapat diberlakukan secara umum menjadi suatu teori, dalil, atau prinsip yang dapat diterapkan dimana saja, dan kapan saja. Hasil pembelajaran sakarang mungkin sudah tidak dapat lagi dipergunakan untuk memecahkan masalah yang sama dua atau tiga tahun mendatang. Demikian pula hasil pembelajaran tersebut tidak dapat diaplikasikan dimana saja, tetapi harus diaplikasikan di tempat pelajar sendiri karena hasil pembelajaran tersebut diiproses dari pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh pelajar.

10.  Prinsip keterpaduan
Prinsip keterpaduan menjamin adanya integrasi atau keterpaduan materi pendidikan orang dewasa. Rencana pembelajaran dalam pendidikan orang dewasa harus meng-cover materi-materi yang sifatnya terintegrasi menjadi suatu kesatuan meteri yang utuh, tidak partial atau terpisah-pisah.

E.     Program Dari Pendidikan Orang Dewasa
Program secara umum diartikan suatu kegiatan bekajar ( kurikulum ) yang drancang oleh suatu lembaga ( institusi ) yang digunaan bagi peserta didik untuk mengikut kegiatan belajar sesuai dengan tujuan pendidikan (pembelajaran) yang ditetapkan.
Misalnya program khusus menjahit bagi para peserta sesudah selesai mengikuti program untuk memasuki dunia kerja di industri konveksi atau mendirikan usaha sendiri seperti butik atau penjahitan. Institusi atau lembaga yang menyusun program POD antara lain :

1.      Lembaga kursus
2.      Pusat pendidikan & pelatihan (balai latihan tenaga kerja atau BLK)
3.      Pusat kegiatan belajar (SKB)
4.      BPKB (Badan Pengembangan Kegiatan Belajar)
5.      BPPNFI (Badan Pengembangan Pendidikan Non Formal – Informal)
6.      Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
7.      Perguruan Tinggi (Program Pendidikan Ekstension)
8.      Pendidikan dan Pelatihan di Perusahaan atau Perkantoran

BAB III
PENUTUP 

A.    Simpulan
Andragogi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yakni Andra berarti orang dewasa dan agogos berarti memimpin. Pengertian  pedagogi adalah seni atau pengetahuan membimbing atau  mengajar anak.
Perbedaan antara anak-anak dan dewasa dapat ditinjau dari 3 hal yaitu :
1.      Usia
2.      Ciri psikologis
3.      Ciri biologis

Pendidikan Orang Dewasa adalah suatu proses dimana orang-orang yang sudah memiliki peran sosial sebagai orang dewasa melakukan aktivitas belajar yang sistematik dan berkelanjutan dengan tujuan untuk membuat perubahan dalam pengetahuan, sikap, nilai-nilai, dan keterampilan. Beberapa tugas dilakukan dalam POD (Pendidika
n Orang Dewasa). Tugas-tugas yang harus dilakukan dalam penyelenggaraan POD adalah :
1.      Tugas sebagai guru (fasilitator)
2.      Tugas sebagai pengembang program (Program Developer)
3.      Tugas sebagai pengelola (administration)
4.      Tugas sebagai konselor (Conselor)

Beberapa karakteristik dari andragogi atau pendidikan orang dewasa adalah sebagai berikut :
1.      Memiliki lebih banyak pengalaman hidup.
2.      Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar.
3.      Banyak peranan dan tanggung jawab yang dimiliki.
4.      Kurang percaya diri atas kemampuan diri yang mereka miliki untuk belajar kembali.
5.      Pengalaman dan tujuan hidup orang dewasa lebih beragam daripada para pemuda.
6.      Makna belajar bagi orang dewasa.
Fungsi dasar pendidikan orang dewasa adalah instruksi, konseling, dan perkembangan program dan administrasi.
10 Prinsip pendidikan orang dewasa tersebut,dapat menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan efisien. 10 Prinsip tersebut, yaitu :
1.         Prinsip kemitraan
2.         Prinsip pengalaman nyata
3.         Prinsip kebersamaan
4.         Prinsip partisipasi
5.         Prinsip keswadayaan
6.         Prinsip kesinambungan
7.         Prinsip manfaat
8.         Prinsip kesiapan
9.         Prinsip lokalitas
10.     Prinsip keterpaduan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh Usaha Kuliner,yang dapat menjadi Referensi Bagi Anda yang ingin berwira usaha Klik Link di bawah Download Download2 Download3